Bengkulu,malboronews– Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bengkulu menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (2/9). Aksi tersebut berlangsung tegang namun kondusif, dengan pengawalan ketat aparat keamanan.

Ketua DPRD Bengkulu, Sumardi, akhirnya turun langsung menemui massa aksi bersama sejumlah anggota dewan lainnya. Dalam pertemuan itu, mahasiswa mendesak Sumardi untuk membacakan pernyataan sikap yang mereka bawa. Uniknya, pembacaan dilakukan di bawah kitab suci sebagai simbol sumpah kebenaran dan keseriusan tuntutan.

Dalam naskah yang dibacakan, mahasiswa menegaskan kembali prinsip konstitusi Indonesia.
“Kedaulatan rakyat merupakan pilar dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, sebagaimana Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang,” ucap Sumardi saat membacakan tuntutan tersebut.
Mahasiswa menilai kondisi hari ini menunjukkan kedaulatan semakin menjauh dari rakyat. Kebijakan negara dianggap lebih berpihak pada elite politik dibanding kepentingan publik.
“Ketika suara rakyat dibungkam, keadilan diperdagangkan, dan kebenaran dipelintir, maka perlawanan adalah konsekuensi konstitusional demi menegakkan amanat reformasi dan cita-cita keadilan sosial,” demikian isi pernyataan sikap itu.
Adapun poin tuntutan utama mahasiswa yakni:
1. Mendesak Presiden RI dan DPR memperbaiki sistem ketatanegaraan serta pemerintahan.
2. Meminta Presiden menghentikan tindakan represif aparat kepolisian terhadap masyarakat sipil.
3. Menuntut reformasi Polri karena hilangnya kepercayaan publik.
4. Meminta pencopotan Kapolri sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakan represif aparat.
Usai pembacaan pernyataan sikap, massa aksi menyambut dengan takbir dan yel-yel perlawanan. Meski penuh semangat, jalannya aksi tetap terkendali tanpa insiden berarti.
<<Jn>>
Post Views: 12