Bengkulu malboronews.com Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah, menghadiri pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Cabang DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI Kota Bengkulu.
Dalam kesempatan tersebut, Rosjonsyah menekankan pentingnya kolaborasi antara HNSI dan pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi sektor kelautan yang dimiliki Bengkulu.
“Provinsi Bengkulu memiliki kekayaan alam yang luar biasa di sektor kelautan. Jika potensi ini dikelola dengan baik, para nelayan tidak hanya bisa meningkatkan pendapatan mereka, tetapi juga berperan besar dalam mendukung perekonomian daerah,” ungkap Rosjonsyah dalam sambutannya, Senin (3/2), di Balai Raya Semarak.
Pengukuhan ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal DPP HNSI, Lidia Assegaf, yang didampingi oleh Plt. Gubernur Rosjonsyah.
Dalam acara tersebut, Lidia Assegaf mengingatkan para pengurus yang baru dilantik untuk segera bekerja dalam memajukan organisasi dan memperkuat peran HNSI dalam pemberdayaan nelayan.
“Dengan pengukuhan ini, kami berharap HNSI dapat lebih kuat dan siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam meningkatkan sektor perikanan dan kelautan yang berkelanjutan,” kata nya”.
Dalam Rangkaian program Kerja Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera menangani masalah pendangkalan laut yang terjadi di sekitar kawasan dermaga Pulau Baai.
Kondisi ini membuat dasar laut tempat para nelayan mencari ikan semakin dangkal, dengan banyaknya tumpukan batu bara yang menghambat aktivitas mereka.
Ketua HNSI Kota Bengkulu, Ali Syukur Simatupang, mengungkapkan, “Jadi kalau nelayan melaut bukannya ikan yang didapat, malah batu bara.”
Ali menambahkan bahwa penurunan hasil tangkapan ikan membuat banyak nelayan kesulitan, bahkan untuk menutupi modal yang dikeluarkan. “Kalau terus-menerus nelayan melaut dan tidak ada hasilnya, mereka mau makan apa? Bukan ikan yang didapat, malah hutang nelayan semakin menumpuk,” ujar Ali dengan nada prihatin.
HNSI Kota Bengkulu mengimbau pemerintah, pengusaha batu bara, dan pihak-pihak terkait lainnya untuk segera turun tangan mengatasi masalah ini. Jika masalah ini tidak juga diselesaikan.
HNSI mengancam akan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk protes. Diduga, tumpukan batu bara di perairan sekitar dermaga Pulau Baai disebabkan oleh kapal-kapal batu bara yang tidak bisa merapat ke pelabuhan karena kolam pelabuhan yang mengalami pendangkalan dan belum ada perbaikan dari Pelindo Bengkulu.
Sikap tegas dari HNSI ini diharapkan dapat memacu langkah cepat dari pihak berwenang untuk menyelamatkan mata pencaharian ribuan nelayan di Bengkulu yang kini terancam akibat kondisi tersebut.” Ucap ali”
Penulis : Rina Juniati S.I.Kom
Editor : Januar